Menganalisis 57 Hari Kinerja Jokowi dan ahok.
Kemudian di Hubungkan Dengan Kebijakan Pembentukan Modal:
Dalam Memilih Proyek-Proyek Pembangunan di Ibukota.
Jokowi kurang setuju dengan
diadakannya Pembangunan enam ruas jalan Tol baru di Jakarta. karena Jokowi
belum memahami konsep dan desain pembangunan tersebut, yang anggarannya
mencapai 42 Triliun.
Padahal di masa Fauzi Bowo Jakarta
akan membangun enam ruas jalan tol dalam kota, dan akan dikerjakan dalam enam
tahap yaitu:
- Ruas Tol Semanana-Sunter sepanjang 17,88 km
- Ruas Tol Sunter-Bekasi sepanjang 11 km
- Ruas Tol Duri Pulo- Kampung melayu sepanjang 11,38 km
- Ruas Tol Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,65 km
- Ruas Tol Koridor Ulujami-Tanah Abang sepanjang 8,27 km
- Ruas Tol Pasar Minggu-casablanca sepanjang 9,56 km
Ruas toltersebut yang akan
dikerjakan pada tahun 2013 mendatang.
Salah satu gebrakan Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo di bidang trasportasi adalah Peremajaan dan Menghibahkan
1.000 Bus. Namun DPRD masih menolak kebijakan Joko Widodo.
Selain iti jokowi ingin membangun
masjid besar di jakarta, membangun studio
untuk persija, membangun creative publik space, membangun gedung opera
hause, membangun apartemen murah di pusat kota, membangun kampung di pinggir kali,
dan Ahok angarkan Rp.200 M untuk perbaiki Halte Busway Koridor VI.
Apa bila dihubungkan dengan
Kebijakan Pembentukan Modal: Seimbang dan Tidak seimbang. Maka Gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (ahok). Ini menggunakan kebijakan pembangunan seimbang
karena pembangunanya menitik beratkan pengembangan ekonomi serta pengembangan
aspek sosial, politik, dan budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar