Rabu, 28 November 2012

JOKOWI DAN AHOK


Menganalisis 57 Hari Kinerja Jokowi dan ahok.

Kemudian di Hubungkan Dengan Kebijakan Pembentukan Modal:

Dalam Memilih Proyek-Proyek Pembangunan di Ibukota.


Jokowi kurang setuju dengan diadakannya Pembangunan enam ruas jalan Tol baru di Jakarta. karena Jokowi belum memahami konsep dan desain pembangunan tersebut, yang anggarannya mencapai 42 Triliun.
Padahal di masa Fauzi Bowo Jakarta akan membangun enam ruas jalan tol dalam kota, dan akan dikerjakan dalam enam tahap yaitu:
  1. Ruas Tol Semanana-Sunter sepanjang 17,88 km
  2. Ruas Tol Sunter-Bekasi sepanjang 11 km
  3. Ruas Tol Duri Pulo- Kampung melayu sepanjang 11,38 km
  4. Ruas Tol Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,65 km
  5. Ruas Tol Koridor Ulujami-Tanah Abang sepanjang 8,27 km
  6. Ruas Tol Pasar Minggu-casablanca sepanjang 9,56 km
Ruas toltersebut yang akan dikerjakan pada tahun 2013 mendatang.
Salah satu gebrakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di bidang trasportasi adalah Peremajaan dan Menghibahkan 1.000 Bus. Namun DPRD masih menolak kebijakan Joko Widodo.
Selain iti jokowi ingin membangun masjid besar di jakarta, membangun studio  untuk persija, membangun creative publik space, membangun gedung opera hause, membangun apartemen murah di pusat kota, membangun kampung di pinggir kali, dan Ahok angarkan Rp.200 M untuk perbaiki Halte Busway Koridor VI.
Apa bila dihubungkan dengan Kebijakan Pembentukan Modal: Seimbang dan Tidak seimbang. Maka Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (ahok). Ini menggunakan kebijakan pembangunan seimbang karena pembangunanya menitik beratkan pengembangan ekonomi serta pengembangan aspek sosial, politik, dan budaya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar